Mahasiswa apatis

Mahasiswa apatis merupakan mahasiswa yang tidak mau tahu terhadap persoalan di lingkungan sekitar. entah itu dalam kampus maupun di luar kampus karena mahasiswa apatis akan menonjol untuk membicarakan diri sendiri dan tidak mau tahu terhadap persoalan orang lain maupun persoalan yang terjadi di kalangan sosial masyarakat.

hal demikian sebenarnya tidak seharusnya di cerminkan dan di prioritaskan sebagai identitas mahasiswa yang di sandar bangga2kan. Karena yang pada akhirnya nanti akan melahirkan sebuah pandangan buruk masyarakat terhadap mahasiswa umumnya.

gelar kebanggaan sebagai mahasiswa dan kata mahasiswa amatlah baik di kalangan sosial masyarakat, karena menjadi mahasiswa tak semudah orang mengucapkan sebuah kata atau kalimat, sebab untuk mencapai sebuah gelar kata mahasiswa itu tentu banyak tantangan dan rintangan yang harus kita hadapi.

Akan tetapi sering kali terjadi akhir-akhir ini mahasiswa sebagian besar berbondong-bondong untuk saling mengklaim diri dengan sebuah pembenaran lewat jembatan kelompok2 tertentu

Sehingga dominan terlihat banyak mahasiswa apatis Lantaran dengan banyaknya kelompok yang klaim mengklaim kelompok2 tertentu.

pada akhirnya akan mempengaruhi kacamata sosial kampus dan masyarakat umumnya yang berujung pada penglihatan belaka.

Mahasiswa sebagai agen of Chen, of kontrol, moral of sosial dengan tugas dan tanggung jawabnya dengan gelar mahasiswa yang di sandarkan pada diri sebagai identitas.

#. Sekarang yang terjadi, Agen of Chen yang seharusnya sebagai agen perubahan justru terbalik realitas sosialnya di lapangan karena untuk merubah diri saja amatlah sulit. Sehingga fungsi nya sebagai mitra perubahan akan menjadi sebuah angan-angan belaka.

#. Agen of kontrol yang akan mengontrol segala persoalan yang terjadi baik dalam kampus maupun diluar kampus.

Bukan saja hanya pada persoalan diri sendiri tetapi juga pada masyarakat umumnya dan hal demikian jelas sangat sulit untuk dilewati dan tercapai pada efektivitas pengontrolan itu sendiri lebih2 di lapangan sosial kampus dan masyarakat umumnya.

Dan jikalau mahasiswa sadar atas tugas dan tanggung jawabnya sebagai mitra kemahasiswaan yang bergerak berdasarkan fungsinya sebagai agen of kontrol tidak akan ada atau terjadi virus-virus pembodohan yang melahirkan sebuah perdebatan dan berujung pada pengklaiman yang mengakibatkan pengaruh besar terhadap terjadinya perpecahan kesadaran.

#. moral sosial sebagai mahasiswa bukan lagi sesuatu hal yang baru-baru ini kita tahu bagaimana moral kemahasiswaan beserta fungsinya.

namun moral kemahasiswaan tersebut tentuh perlu kita sadari pada diri kita dari awal mula menginjak kan kaki pertama dalam dunia kampus. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana tentang moral tersebut.

Namun sekarang banyak realitas di lapangan sosial masyarakat sudah bukan lagi suatu tuntutan dalam diri seorang mahasiswa apatis lantaran yang terlihat mahasiswa apatis hanya selalu menuntut apa yang dirinya dapatkan atau hasil yang di berikan oleh orang lain maupun orang di sekitarnya.

Sehingga lunturnya nilai-nilai atau moral kemahasiswaan itu sendiri di dalam kampus maupun sosial masyarakat pada umumnya berawal dari hilang nya kepercayaan masyarakat atas perilaku mahasiswa yang tidak mencerminkan kepribadian sebagai mana tugas dan fungsinya berdasarkan identitas mahasiswa yang melekat dalam diri masing-masing.

Yang sebenarnya itu di mulai dari beberapa orang sehingga mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap mahasiswa pada umumnya. Dengan adanya beberapa mahasiswa yang secera tidak langsung suda mencerminkan kepribadiannya sebagai mahasiswa apatis. Sehingga Cerita panjang lebar tentang sebuah kata mahasiswa tugas dan fungsinya sering kali terjadi bahkan dari tahun Ketahun yang sebenarnya itu adalah bukan lagi sesuatu hal yang baru di bicarakan sebagai mana identitas yang sudah melekat pada diri.

hal demikian bukan lagi suatu hal yang baru untuk di perdebatkan. dari tahun ke tahun kajian dan bacaan tentang mahasiswa tugas dan fungsinya tetap terus berlanjut pada awal masa penerimaan mahasiswa baru,.namun tidak bisa pula kita pungkiri tetap ada saja mahasiswa yang belum mengenal sebuah identitas mahasiswa tugas dan fungsinya itu sendiri.

Bahkan sampai ada beberapa mahasiswa yang mengucapkan kalimat, untuk jadi orang pintar cuku baca buku karena semua ilmu yang kita pelajari di kampus dan diluar kampus sudah ada di buka.

na pernyataan inilah yang seharusnya kita ubah dan perlu kita hilangkan di tataran kemahasiswaan Lantaran karena ilmu secara tidak langsung sudah di fasilitasi oleh buku sehingga sebagian mahasiswa tidak mau tahu apa yang menjadi tujuan dari pada isi buku tersebut sehingga tidak mau tahu bagaimana pengembangan dan perjalanan di lingkup sosial.Sehingga sebagian mahasiswa banyak yang gagal paham jikalau praktek komunikasinha dengan keadaan ruang lingkup sosial masyarakat.

Semua hal tersebut kenapa alasannya mahasiswa sebagian masih ada yang kurang paham terhadap sebuah identitas kemahasiswaan itu sendiri karena disetiap kegiatan2 yang berbau dengan kajian dan bacaan di dalam kampus maupun luar kampus dia tidak mau ikuti dan melibatkan diri dalam kegiatan2 yang berbau sosial. dan hal seperti ini banyak yang terjadi.

hal inilah yang sering kali bermasalah pada sebuah penglihatan dalam suatu perkembangan intelektual yang tidak memikirkan suatu peningkatan.Dan kaitannya dengan perjalanan nya seorang mahasiswa apatis sama dengan pembahasan di atas yang tidak mau tahu persoalan orang lain dan hanya memikirkan dirinya sendiri.

Yang berakhir dengan kebodohan semata atas tidak adanya keterlibatan diri dengan orang lain di sekitar pada konteks pengembangan keilmuan dalam dunia pendidikan.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai